Tulisan Terbaru

Wawasan baru maupun tips

Benarkah Kerja Keras Saja Cukup Untuk Jadi Programmer?

Secara singkat: Ya.

Tapi ada syaratnya.

Dalam buku berjudul Grit: The Power of Passion and Perseverance, Angela Duckworth mengutarakan bahwa kegigihan adalah salah satu kunci penting kesuksesan. Kegigihan, adalah kerja keras yang tak memandang proses sebagai sesuatu yang pendek atau sebentar, menurutnya grit adalah hasrat dan kegigihan berkelanjutan yang diterapkan untuk pencapaian jangka panjang, meski kadang kita tidak mendapat penghargaan atau pengakuan dalam prosesnya.

Kegigihan menurut Angela adalah gabungan dari ketahanan, ambisi, disiplin, dan pengendalian diri dalam mengejar tujuan yang bisa memakan waktu berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau bahkan puluhan tahun. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Angela di University of Pennsylvania, riset ini dimulai ketika saat mereka mengajar matematika untuk siswa kelas tujuh.

Angela menyadari IQ bukan satu-satunya faktor yang memisahkan siswa yang sukses dari mereka yang bekerja keras. Ternyata kegigihan dan semangat untuk mencapai sesuatu juga mempengaruhi kesuksesan.

Angela menghabiskan bertahun-tahun menganalisis efek jangka pendek dan panjang dari grit pada kinerja orang di sekolah, di tempat kerja, dan dalam hubungan pribadi. Ia menyebut bahwa kegigihan seseorang bisa mempengaruhi kesuksesan jangka panjang di hampir setiap bidang kehidupan. Tapi bagaimana dengan pemrograman?

Belajar pemrograman membutuhkan beberapa hal esensial, seperti pemahaman terhadap logika, kemauan untuk belajar, disiplin, dan juga kemauan untuk terus mengembangkan diri. Tapi apakah kerja keras, kedisiplinan, tanpa bakat bisa membuat seseorang jadi programmer yang baik?

Dalam penelitian meta-analisis baru-baru ini oleh psikolog Case Western Reserve University Brooke Macnamara dan rekan-rekannya menemukan bahwa latihan serius dan kerja keras memiliki hubungan dengan ketajaman skill. Maksudnya, jika kamu berlatih terus menerus ada kemungkinan keterampilan yang dipelajari secara serius akan berkembang, tapi ini tidak selalu sukses.

Dalam teori yang dipopulerkan oleh Malcom Gladwell, sesorang akan mahir dan memiliki keterampilan sangat baik jika ia secara disiplin terus belajar satu hal selama 10.000 jam. Teori ini ditulis dalam bukunya Outliers: The Story of Success. Akan tetapi hal ini belakangan kemudian dibantah para peneliti menunjukkan faktor seperti usia dan genetika bisa jadi pembeda.

Usia menjadi faktor penting bagi seseorang untuk memiliki kemampuan atau mencapai penguasaan skill tertentu. Seperti halnya pembelajaran bahasa, anak-anak akan lebih mudah belajar bahasa daripada mereka yang lebih tua. Dalam pemrograman semakin muda seseorang belajar tentang bahasa pemrograman, semakin besar kemungkinan ia menguasainya. Meski demikian usia bukan faktor mutlak. Ada banyak kasus di mana mereka yang berusia di atas 30 tahun bisa menguasai bahasa pemrograman.

Dalam proses belajar pemrograman, bukan hanya jumlah jam yang dipakai untuk belajar, tetapi kualitas pembelajarannya. Kita harus memiliki mentor yang tepat, road map yang jelas, dan proyek yang baik. 10.000 jam akan jadi proses belajar yang sia-sia jika hanya dilakukan untuk menonton youtube tapi tanpa praktek. Praktek juga akan kurang bermakna jika tidak memberikan kontribusi melalui proyek open source.

Dalam praktiknya kerja keras memang penting, tapi belajar dengan efektif dan cara yang benar juga perlu dilakukan. Belajar pemrograman atau membuat kode memang mengasyikkan dan kadang sedikit menakutkan pada awalnya. Tetapi ketika kita bisa memilih bootcamp atau program pendidikan yang tepat, kemungkinan seseorang untuk menguasai pemrograman juga ikut meningkat.

Ingatlah bahwa setiap programer pada mulanya akan mengalami kesulitan saat pertama kali memulai, dan tidak ada proses yang instan. Jika anda ingin belajar pemrograman seharusnya tidak mengharapkan sesuatu keajaiban, semua harus dilakukan secara bertahap. Belajar fundamental, memiliki mentor, mengerjakan real project, dan terus mencari cara terbaik menyelesaikan problem. Yakinkan diri anda bahwa itu hanya bagian dari proses pembelajaran.

Ini mengapa kalian perlu bergabung dengan Intensive Pairing. Tidak hanya mendapatkan pairing untuk belajar, tapi langsung diterjunkan ke real project untuk mengerjakan code secara serius. Kamu tidak hanya belajar satu stack, tapi secara sistematis selama tiga bulan diajarkan untuk belajar semua hal. Dan jika kamu cukup percaya diri dengan kerja keras yang dilakukan, setelah tiga bulan kamu akan jadi programmer profesional.

Terima tantangan ini?

Refactory

Refactory adalah pengaktif teknologi digital di Indonesia. Sejak didirikan pada 2015 di Surabaya dan membuka Bootcamp kelas pertama pada 2017 di Bandung, Refactory telah berkembang melebihi Bootcamp dengan menambah berbagai solusi untuk memberdayakan anak-anak muda Indonesia melalui pemrograman, serta membantu perusahaan di tingkat nasional maupun mancanegara untuk merealisasikan potensi mereka.

Kantor Utama di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 9,8 Sleman, DI Yogyakarta 55581 - Indonesia

© 2017-2024 PT. BIXBOX TEKNOLOGI PERKASA. All rights reserved.