Perusahaan teknologi besar di dunia seperti Apple dan Google mendorong orang untuk belajar pemrograman. Mereka menganggap kebutuhan programmer sangat banyak tapi ketersediaannya sangat sedikit. Mengapa banyak perusahaan teknologi di dunia memberikan banyak uang hingga jutaan dolar untuk membuat programmer baru?

Baru-baru ini Google mengumumkan beberapa inisiatif terbarunya untuk mengembangkan talenta digital di Indonesia, termasuk program Google Career Certificates. Program ini sebelumnya telah diluncurkan di Amerika Serikat tahun lalu, dan sekarang dibawa ke Indonesia. Program hibah ini akan membiayai beasiswa untuk 10.000 orang agar bisa mengikuti program Google IT Support Certificate melalui platform pembelajaran online Coursera.

Kursus online ini akan mencakup pelatihan selama 200 jam dan akan selesai dalam waktu sekitar enam bulan. Nantinya peserta akan dilatih dasar-dasar IT networking, sistem operasi, dan coding yang bisa dimanfaatkan untuk mendaftar pekerjaan entry-level di bidang IT.

Hibah semacam ini juga diberikan di sekolah pemrograman di Eropa tengah. Sekolah seperti Codecool mendapatkan investasi sebesar €7m untuk mengembangkan pemrograman di sana. Mereka mendapatkan pembiayaan untuk pelatihan standar industri untuk spesialis TI melalui berbagai program yang berdurasi 3-12 bulan.

Perusahaan besar di dunia seperti Google, Mircrosoft, Apple, dan Amazon memang banyak memberikan donasi untuk pelatihan programmer. Semua ini terjadi karena kekurangan tenaga terampil digital di bidang Teknologi Informasi, selain itu meningkatnya ketergantungan masyarakat pada teknologi membuat perusahaan terus membutuhkan programmer.

Seperti juga di Indonesia Eropa membutuhkan 825.000 programmer setiap tahunnya. Di Eropa lebih dari setengah (58%) bisnis di industri mengklaim bahwa sulit bagi mereka untuk menemukan Profesional TI dilengkapi dengan keterampilan yang diperlukan. Lalu apa yang membuat programmer semakin susah didapatkan?

Saat ini kekurangan tenaga kerja di bidang teknologi dapat membahayakan daya saing global bisnis, yang dapat sangat merugikan pemulihan ekonomi negara-negara akibat dampak COVID-19. Indonesia menjadi salah satu negara dengan programmer yang bermutu yang bersaing dengan India atau Cina. Layanan yang bermutu membuat kita jadi terkenal karena kualitas sepert: keandalan kerja, pengetahuan, dan inovasi.

Juli tahun lalu Apple juga memperdalam kemitraan yang ada dengan Historically Black Colleges and Universities (HBCUs), dengan menambahkan 10 lagi pusat pengkodean regional HBCU yang akan berfungsi sebagai pusat teknologi untuk kampus mereka dan komunitas yang lebih luas.

Upaya ini merupakan bagian dari Inisiatif Pendidikan Komunitas Apple, yang dirancang untuk menghadirkan peluang pengembangan coding, kreativitas, dan tenaga kerja bagi pelajar dari segala usia. Inisiatif Pendidikan Komunitas Apple kini meluas ke 24 lokasi di seluruh AS.

Nah di Refactory menawarkan sebuah solusi untuk meningkatkan dan mendukung program pelatihan TI alternatif dari yang ada saat ini. Melalui program Refactory Intensive Pairing, kami berharap bisa membantu pemula untuk belajar pemrograman. Pada akhirnya mereka akan diikutsertakan real project untuk bisa mengembangkan karir di dunia pemrograman.

Berdasarkan analisis Dealroom, nilai investasi modal edtech baru meningkat 94% pada tahun 2020, mencapai US$13 miliar di dunia. Pasar ini tentu sangat besar dan kami di Refactory bisa membantu anda untuk mengganti karir dan mencoba hal baru di dunia Pemrograman.