Tulisan Terbaru
Wawasan baru maupun tips
Blockchain: Pengantar Untuk Pemula
Melanie Swan, dosen filsafat Universitas Purdue, yang fokus pada pengembangan teknologi pernah meramalkan masa depan. Ia menyebut akan datang era baru yang membawa perubahan fundamental yang akan membawa peradaban manusia ke periode pencerahan. “Pusat dari perubahan ini adalah peralihan dari model sentralisasi ke desentralisasi dari segala aspek hidup kita, baik secara individual maupun level masyarakat,” katanya.
Melanie sedang membahas tentang Blockchain, sebuah teknologi rekam data yang pemanfaatannya berkembang seiring zaman. Tapi apa sih blockchain itu? Bayangkan sebuah buku besar yang mencatat segala transaksi kita, baik pembelian, aset, penjualan, atau jumlah harta. Aset tersebut dapat berwujud (rumah, mobil, uang tunai, tanah) atau tidak berwujud (kekayaan intelektual, paten, hak cipta, merek).
Kemudian bayangkan seluruh manusia di dunia memiliki buku besar tersebut dan mencatat segala transaksi yang dilakukan oleh manusia. Lalu setiap transaksi dilakukan, misalnya penjualan, peminjaman, pemindahan, atau pembelian direkam dalam satu nota dan setiap ada transaksi semua orang di dunia akan merekam nota itu di buku besar mereka. Nota tersebut disebut block dan rantai block ini yang kemudian disebut blockchain.
Nah dengan adanya teknologi, semua orang bisa memiliki buku besar ini lengkap dengan catatan waktu, jumlah, dan siapa penerimanya. Seiring perkembangan zaman, hampir segala sesuatu yang berharga dapat dilacak dan diperdagangkan di jaringan blockchain, mengurangi risiko dan memotong biaya untuk semua yang terlibat. Tapi dari mana sih awal mula blockchain ini berasal?
Awal Mula
Pada 1990-an, fisikawan Stuart Haber dan Scott Stornetta bekerja di Bellcore Labs. Saat itu mereka diizinkan untuk memilih proyek penelitian yang dianggap penting. Bagi Scott, masalah yang layak dipecahkan adalah otentikasi dokumen digital, dalam hal ini misalnya jurnal penelitian ilmiah. Ia mulai dari pertanyaan sederhana: bagaimana kamu bisa yakin bahwa jurnal yang kamu miliki adalah versi yang dilihat tidak diubah dari aslinya?
Lantas keduanya bekerja sebagai sebuah tim dan dengan bantuan programmer menyelesaikan problem tersebut. Selama ini kita meletakkan kepercayaan sebagai sesuatu yang terberi dan tak punya kuasa atasnya. Misalnya kita memberikan kepercayaan pada lembaga penerbitan jurnal ilmiah untuk menerbitkan penelitian kita. Nah untuk menjamin keaslian dokumen tersebut selalu diperlukan orang atau badan independen untuk memverifikasi keaslian.
Lembaga penjamin keaslian memang seperti solusi jitu, tapi lantas muncul lagi pertanyaan: bagaimana jika mereka juga merupakan bagian dari problem dan berbuat kolusi? Solusinya adalah mengirimkan setiap kopi jurnal penelitian ke banyak orang, dalam hal ini sesama peneliti untuk menjamin bahwa naskah yang asli adalah yang mereka terima dan akan banyak orang yang menjadi penjamin keaslian. Nah ini yang kemudian melahirkan ide awal soal blockchain.
Scott Stornetta menjelaskan jika kita membalik logika bahwa kita butuh satu lembaga penjamin keaslian dan meletakkan tanggung jawab keaslian dokumen ke banyak orang yang otoritatif maka semua orang bisa menjadi saksi dan tak perlu ada lembaga sentral yang berpotensi korup.
Nah kemudian Stuart mendapat inspirasi dari jam. Waktu adalah konstruksi sosial yang disepakati. Jadi, menggunakan waktu berarti bahwa, pada dasarnya, dunia akan dapat memvalidasi dokumenmu telah ada dalam bentuk tertentu pada waktu tertentu. Ide ini tertuang dalam paper yang berjudul “How to Timestamp a Digital Document,” diterbitkan pada tahun 1990. Di dalamnya berisi panduan bagaimana berbagai elemen sistem verifikasi cap waktu akan bekerja.
Pemanfaatan Blockchain
Salah seorang yang memanfaatkan teknologi blockchain ini adalah developer yang menggunakan pseudonim Satoshi Nakamoto untuk bitcoin. pada 2008 Nakamoto mengimplementasikan blockchain pertama sebagai buku besar publik untuk transaksi yang dilakukan menggunakan bitcoin. Meski demikian ia bukan inisiator pertama tentang kriptokurensi, ada Stefan Konst pada 2000 menerbitkan teorinya tentang rantai aman kriptografi, ditambah ide untuk implementasi dalam segala bidang.
Blockchain memanfaatkan jenis database yang merupakan buku besar publik untuk mencatat transaksi tanpa memerlukan pihak ketiga untuk memvalidasi masing-masing peserta. Blockchain didistribusikan melalui jaringan peer-to-peer (P2P). Yang terdiri dari blok data yang dihubungkan bersama untuk membentuk rantai berkelanjutan dari catatan yang tidak dapat diubah.
Setiap komputer dalam jaringan menyimpan salinan buku besar untuk menghindari penggelapan data. Setiap blok transaksi ditambahkan secara berurutan, bersifat permanen, anti rusak dan dikirimkan ke seluruh pemilik buku besar. Artinya ada desentralisasi, kita tidak membutuhkan satu otoritas besar dengan pengaruh besar jika setiap pemilik buku besar bisa merekam blok transaksi yang mereka lakukan.
Blockchain tidak hanya digunakan oleh kriptokurensi, blockchain juga bisa digunakan untuk hal lain. Misalnya kontrak kerja, kerja sama hukum, atau kesepakatan bersama. Smart contract adalah kontrak yang diberlakukan secara real-time di blockchain, di sini mereka menghilangkan perantara dan menambah tingkat akuntabilitas untuk semua pihak yang terlibat.
Kontrak semacam ini berbeda dengan perjanjian tradisional yang rentan manipulasi atau pemalsuan. Sehingga bisa menghemat waktu dan uang bisnis, sekaligus memastikan kepatuhan dari semua orang yang terlibat. Kontrak berbasis Blockchain menjadi semakin populer karena sektor seperti pemerintah, kesehatan, dan industri perumahan menemukan manfaatnya.
Mengapa ini penting?
Bisnis berjalan berdasarkan informasi. Semakin cepat informasi diterima dan semakin akurat, semakin baik. Blockchain sangat ideal untuk menyampaikan informasi itu karena menyediakan informasi langsung, dibagikan, dan sepenuhnya transparan yang disimpan di buku besar yang tidak dapat diubah yang hanya dapat diakses oleh anggota jaringan yang diizinkan.
Selama blockchain ada maka programmer akan selalu dibutuhkan. Beberapa bahasa pemrograman paling populer yang digunakan untuk mengembangkan blockchain adalah C++, Java, C#, JavaScript, Go, Python, Ruby, dan Solidity. Di antara bahasa-bahasa ini, solidity adalah satu-satunya bahasa pemrograman baru yang dirancang untuk menulis smart contract berbasis Ethereum.
Programmer perlu belajar dan memahami mengapa blockchain penting dan potensinya di masa depan. Dengan banyaknya pemakai blockchain punya beberapa kendala. Misalnya seberapa cepat distribusi informasi dalam blockchain? Bagaimana memuaskan setiap pengguna blockchain yang ada? Dan yang paling penting menjamin agar setiap data yang ada dalam blockchain selalu aman?
Tantangan utama yang terkait dengan blockchain adalah kurangnya kesadaran akan teknologi, terutama di sektor selain perbankan, dan kurangnya pemahaman tentang cara kerjanya. Hal ini menghambat investasi dan eksplorasi ide. Salah satu kelemahan lain dari blockchain adalah skalabilitas, sementara blockchain tidak dapat dihancurkan, seberapa besar hal ini akan digunakan? Seluruh dunia? Seluruh orang?
Jaringan blockchain dapat melacak pesanan, pembayaran, akun, produksi, dan banyak lagi. Blockchain menjadi solusi kepercayaan setiap anggota yang memiliki buku besar dalam melacak nota blok, mereka dapat melihat semua detail transaksi ujung ke ujung, memberi kepercayaan terhadap satu sama lain yang lebih besar, serta efisiensi dan peluang baru. Di sini programmer dapat menemukan solusi atas problem yang dihadapi blockchain.
Bersambung