Tulisan Terbaru
Wawasan baru maupun tips
Apa Yang Dimaksud Refactory Quality? : Studi Kasus SEV-2
Refactory quality adalah nilai dari sosok dan sikap individu yang membuat ia berbeda dengan yang lain. Keinginan untuk terus berkembang dan belajar. Kualitas ini bisa ditanamkan, dikembangkan, tapi tak bisa dipalsukan. Nah jika kamu merasa memiliki kualitas ini, kamu bisa bergabung dan ikut berbagai program yang disediakan oleh Refactory.
Kami, di Refactory, percaya bahwa manusia harus terus tingkatkan kapasitasnya untuk terus berdaya. Teknologi dan pemrograman adalah jalan Refactory meningkatkan kualitas hidup. Dengan pengalaman mengerjakan proyek berskala nasional dan internasional, dari klien lokal maupun dunia, kami ingin terus bekerja untuk berikan perubahan di masyarakat melalui pemrograman. Mewujudkan visi kami, Empowering People Through Programming.
Menurut Mulia Nasution, developer SEV-2 di Refactory, nilai-nilai Refactory bisa dilihat dari panduan umum yang membuat tiap individu dalam organisasi, untuk menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri. Tidak hanya itu, kita bisa berdaya dalam tugas sehari-hari. “Kami menghargai kerja nyata daripada teori, Optimisme daripada realitas, data daripada asumsi, berpikir positif daripada keraguan, kecepatan daripada kesempurnaan, pelaksanaan daripada rencana,” katanya.
SEV-2 yang dikembangkan oleh Mulia Nasution, adalah cara Refactory untuk melaksanakan visi Empowering People Through Programming. Berawal dari problem saat pandemi, kami berharap bisa membuat suatu program yang dapat melakukan dua hal. Efisiensi dan monitoring kerja. Saat itu kami menghabiskan hingga 4000 dolar dalam bentuk langganan app kerja, karena merasa memiliki skill sebagai software house, Refactory membuat SEV-2 sebagai jawaban.
Pada saat yang sama meski telah menurun angka penularan dan meningkatnya angka vaksinasi, pandemi Covid-19 belum juga muncul akan mereda. Berbagai sektor kehidupan masih terpuruk. Perekonomian yang jatuh akibat pandemi turut berimbas pada sektor ketenagakerjaan. Pada April 2020, Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperingatkan dalam skenario terburuk sebanyak 24,7 juta orang akan menjadi pengangguran akibat dampak Covid-19.
Laporan dari DW menyebut, bahwa harus ada perubahan yang harus dilakukan oleh perusahaan dan karyawan. Yakni saling berkomitmen dalam hal perekonomian dan kesehatan. Perusahaan harus bisa menyeimbangkan antara perekonomian perusahaan dengan kesehatan karyawan. Adanya keseimbangan itu dalam jangka panjang mampu bertahan dalam krisis saat pandemi COVID-19.
Selain perusahaan, karyawan juga dituntut lebih adaptasi dengan perubahan seperti pengembangan skill teknologi dan disiplin kesehatan. Kesehatan karyawan tidak hanya berkutat pada masalah fisik, tetapi kesehatan mental. New normal merupakan masa mengubah kesadaran. Di sini perlu ada perubahan dalam dunia kerja akan memunculkan penyesuaian baru. Seperti cara kerja, semangat kerja, dan juga teknologi kerja.
Perusahaan yang tidak dapat berubah dan berinovasi akan hancur secara perlahan. Pandemi COVID-19 bisa menambah sekitar 4 juta sampai 5,5 juta orang pengangguran. Butuh satu teknologi atau inovasi baru untuk bisa mengatasi ini. SEV-2 bisa jadi solusi, baik bagi pengusaha atau pekerja.
SEV-2 juga digunakan sebagai media belajar bagi para peserta Intensive Pairing. Anak-anak IP yang bergabung diajak untuk mengembangkan program SEV-2 sebagai real project mereka. Harapannya dengan belajar mengerjakan program yang kelak akan digunakan sendiri, mereka akan memiliki kebanggaan dan juga kesadaran bahwa yang dikerjakan memiliki dampak.
Metode pembelajaran Refactory mengharuskan para murid untuk terjun dan menggarap proyek real, yang secara otomatis membuat kami sebagai agensi perangkat lunak. Para murid, atau yang kami sebut sebagai programmer junior, akan bekerja bersama programmer senior saat mengerjakan proyek-proyek yang ada. Metode ini diharapkan akan membuat para murid memiliki pengalaman kerja nyata di dunia pengembangan software.
Implementasinya kami lakukan di program Intensive Pairing, di mana para peserta diajarkan tidak hanya teori tapi langsung belajar di real project. Mereka dipacu untuk bersiasat, mencari solusi, hingga memikirkan cara terbaik untuk mengembangkan diri. Pada akhirnya yang paling penting dari proses adalah kemauan mengambil resiko saat dihadapkan oleh problem. Nah untuk itu para peserta ditempa agar bisa memiliki Refactory Quality.
Refactory Quality bisa dicapai melalui pendidikan dan panduan secara langsung. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.
Abdur Rohman, Engineer Refactory menyebutkan beberapa hal yang bisa masuk dalam kualitas ini. ”Seseorang dapat menjadi problem solver pada masalah yang dialami oleh tim atau project. Seseorang dapat mengembangakan potensi dalam satu tim atau project. Seseorang dapat memberikan pengajaran dalam bentuk teknis maupun non teknis kepada seluruh team,” katanya. Jadi tertarik untuk bergabung dengan kami?