Tulisan Terbaru

Wawasan baru maupun tips

Pengantar Algoritma

Pernahkah kamu menemukan lagu baru yang belum pernah kamu dengarkan tapi suka? Atau kamu menemukan produk sepatu yang kamu suka tapi belum pernah kamu lihat? Semua itu karena adanya algoritma.

Algoritma bukan kata asing lagi. Perdagangan algoritmik, bias algoritme, algoritme marketplace, bahkan perang algoritmik semua istilah ini telah menjadi bagian dari kosakata yang pernah kamu dengar dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa orang melangkah lebih jauh dengan mengklaim bahwa kita hidup di zaman baru: zaman algoritma.

Meski dikembangkan dengan sangat masif selama 10 tahun terakhir, algoritma bukan istilah atau teknologi yang baru. Kita sebenarnya telah menggunakan hal ini, sadar atau tidak, selama beberapa ratus tahun terakhir. Algoritma hanyalah deskripsi spesifik dari tindakan langkah demi langkah yang perlu terjadi untuk mencapai hasil tertentu.

Dalam Matematika, Algoritma adalah salah satu instrumen yang paling umum untuk berbagi pengetahuan. Istilah algoritma berasal dari insinyur, pemikir, matematikawan, dan ilmuwan muslim bernama Muhammad ibn Mūsā Al’Khwārizm. Ia berkebangsaan Persia dan hidup pada abad kesembilan. Nama latinnya, Algoritmi, berarti "sistem angka desimal" dan digunakan dalam arti ini selama berabad-abad.

Al-Khwārizm tinggal di Baghdad, di mana ia bekerja di “House of Wisdom” atau “Dār Al-Ḥikma” di bawah kekhalifahan al-Maʾmn. House of Wisdom memperoleh dan menerjemahkan risalah ilmiah dan filosofis dari para sarjana di masa itu, khususnya Yunani, serta menerbitkan penelitian asli yang didasari dari penelitian mandiri.

Karya Al-Khwārizm tentang aljabar dasar, Al-Kitāb Al-mukhtaṣar Fī Isāb Al-jabr Waʾl-Muqābala ("Buku Ringkas tentang Perhitungan dengan Penyelesaian dan Penyeimbangan"), diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12, dari mana judul dan istilah aljabar berasal.

Aljabar adalah kompilasi aturan, bersama dengan demonstrasi, untuk menemukan solusi persamaan linier dan kuadrat berdasarkan argumen geometris intuitif, daripada notasi abstrak yang sekarang dikaitkan dengan subjek. Pendekatannya yang sistematis dan demonstratif membedakannya dari perawatan subjek sebelumnya.

Aljabar juga berisi bagian tentang menghitung luas dan volume gambar geometris dan tentang penggunaan aljabar untuk memecahkan masalah pewarisan menurut proporsi yang ditentukan oleh hukum Islam. Unsur-unsur dalam karya tersebut dapat ditelusuri dari matematika Babilonia pada awal milenium ke-2 SM melalui risalah Helenistik, Ibrani, dan Hindu.

Pada abad ke-12 karya kedua Al-Khwārizm memperkenalkan angka Hindu-Arab (lihat angka dan sistem angka) dan aritmatikanya ke Barat. Itu hanya disimpan dalam terjemahan Latin, Algoritmi de numero Indorum (“Al-Khwārizmī Mengenai Seni Perhitungan Hindu”). Dari nama penulis, diterjemahkan dalam bahasa Latin sebagai Algoritmi, inilah awal mula istilah algoritma.

Secara umum algoritma bukanlah prosedur sepele untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang memiliki jumlah kasus atau nilai tak terbatas untuk dipertimbangkan, seperti “Apakah bilangan asli (1, 2, 3, …) adalah bilangan prima?” atau “Berapa pembagi persekutuan terbesar dari bilangan asli a dan b?”

Yang pertama dari pertanyaan-pertanyaan ini milik kelas yang disebut decidable; algoritma yang menghasilkan jawaban ya atau tidak disebut prosedur keputusan. Pertanyaan kedua milik kelas yang disebut computable; algoritma yang mengarah ke jawaban nomor tertentu disebut prosedur komputasi.

Beberapa ratus tahun setelah Al-Khwārizm mengembangkan konsep matematika ini, algoritma kemudian digunakan oleh individu dan dikembangkan dengan signifikan untuk kepentingan manusia. Algoritma pertama yang coba dibuat untuk mesin pertama kali dikembangkan dan diciptakan oleh Ada Lovelace (Née Byron) dan diterbitkan pada tahun 1843.

Ada berusaha mengembangkan Analytical Engine, sebuah komputer mekanis atau mesin yang mengotomatiskan perhitungan dan memanfaatkan algoritma. Karyanya adalah formula yang menunjukkan cara mengonfigurasi mesin untuk menghitung urutan angka kompleks tertentu, yang disebut angka Bernoulli. Rumus ini sekarang dikenal luas sebagai algoritma komputer pertama dalam sejarah.

Sayangnya mesin Ada ini tidak dikembangkan secara serius dan komputer algoritma belum berkembang secara memadai. Baru ketika Alan Turing memanfaatkan teknologi ini, algoritma kembali berkembang. Turung adalah salah satu ilmuwan yang berusaha memanfaatkan teknologi komputasi dan algoritma.

Tujuan Turing memanfaatkan teknologi algoritma adalah untuk memproses tugas-tugas umum, bukan satu tugas khusustertentu seperti untuk mengidentifikasi bilangan prima atau menghitung pembagi umum terbesar. Proses umum kemudian dapat digunakan untuk membuat komputer untuk berkembang lebih baik lagi.

Karya konseptual Turing mengarah pada pengembangan apa yang sekarang dikenal sebagai Mesin Turing. Mesin Turing, pada gilirannya, menyebabkan munculnya komputer tujuan umum. Awal lahirnya komputer umum sangat penting di sini.

Bertentangan dengan mesin sebelumnya, yang difungsikan untuk menghitung sesuatu, komputer baru akan mengeksekusi serangkaian instruksi yang berubah-ubah. Mereka dapat digunakan untuk tujuan yang bahkan tidak diprediksi oleh penciptanya.

Dengan kata lain: Karya Turing mengarah pada pengembangan komputer tempat kita dapat menginstal dan menjalankan aplikasi. Gagasan modern tentang algoritma muncul setelahnya dan menjadi lebih umum digunakan sejak tahun 1950-an, dipicu oleh munculnya komputer pertama yang tersedia secara komersial.

Saat ini algoritma digunakan sebagai spesifikasi untuk melakukan perhitungan dan pemrosesan data. Algoritma yang lebih mutakhir dapat melakukan deduksi otomatis (disebut sebagai penalaran otomatis) dan menggunakan tes matematis dan logis untuk mengarahkan eksekusi kode melalui berbagai rute (disebut sebagai pengambilan keputusan otomatis). Penggunaan karakteristik manusia sebagai deskriptor mesin secara metaforis telah dipraktekkan oleh Alan Turing dengan terminologi seperti "memory", "search" dan "stimulus".

Algoritma sangat penting bagi cara komputer mengolah data. Banyak program komputer mengandung algoritma memberikan rincian pada instruksi khusus yang komputer harus lakukan (dengan urutan tertentu) untuk menjalankan pekerjaan tertentu, seperti menghitung gaji karyawan atau mencetak kartu rapor siswa. Maka, sebuah algoritma bisa dianggap sebagai urutan operasi yang bisa disimulasikan oleh sebuah sistem Turing-lengkap.

Untuk beberapa proses komputasi, algoritma harus ditentukan secara teliti: dijabarkan dengan cara ia bakal berlaku untuk semua kemungkinan yang dapat timbul. Yaitu, setiap langkah tambahan harus secara sistematis dihadapi, kasus-per-kasus; Kriteria bagi setiap kasus harus jelas (dan bisa dihitung). Ini mengapa sebagai programmer kamu harus menguasai logik dan teliti.

Karena sebuah algoritma adalah kumpulan dari langkah-langkah yang tepat, urutan dari komputasi selalu penting bagi berfungsinya algoritma. Instruksi biasanya diasumsikan terdaftar secara eksplisit, dan dijelaskan dimulai "dari atas" dan terus "ke bawah", sebuah gambaran yang dijelaskan secara formal oleh alur kontrol.

Nah demikian pengantar untuk memahami algoritma. Akan ada pembahasan berikutnya tentang tema ini, jadi jangan lupa untuk terus pantau sosial media kita ya. Oh iya kamu bisa belajar lebih banyak tentang algoritma di Refactory lho. Yuk segera bergabung dengan program Intensive Pairing kami!

Sumber:

Refactory

Refactory adalah pengaktif teknologi digital di Indonesia. Sejak didirikan pada 2015 di Surabaya dan membuka Bootcamp kelas pertama pada 2017 di Bandung, Refactory telah berkembang melebihi Bootcamp dengan menambah berbagai solusi untuk memberdayakan anak-anak muda Indonesia melalui pemrograman, serta membantu perusahaan di tingkat nasional maupun mancanegara untuk merealisasikan potensi mereka.

Kantor Utama di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 9,8 Sleman, DI Yogyakarta 55581 - Indonesia

© 2017-2024 PT. BIXBOX TEKNOLOGI PERKASA. All rights reserved.