Tulisan Terbaru

Wawasan baru maupun tips

Mengapa Di Refactory Intensitas Lebih Penting Daripada Rasa Nyaman?

Pandemi yang telah lewat setelah menghantam kita sejak 2020 menjadi bukti bahwa, keterampilan dalam pekerjaan, adalah hal yang akan membuat kita bertahan. Saat ini skill pemrograman adalah berkah. Tidak hanya itu pemrograman telah menjadi keterampilan yang paling dicari selama pandemi.

Ini mengapa kita perlu bersyukur, karena kita kerap kali memperlakukan teknologi sebagai hal yang given, atau terberi. Tidak ada rasa syukur apalagi menyadari betapa berat pekerjaan ini. Di Refactory, programmer adalah tulang punggung perusahaan. Proses mereka untuk bisa menguasai bahasa pemrograman kerap kali bukan hal yang mudah.

Proses menjadi seorang programmer melalui banyak level dan tes yang panjang. Tak hanya karena konsistensi dan lamanya waktu belajar, tapi juga karena pengorbanan yang dilakukan untuk bisa menguasai keterampilan coding. Banyak orang yang takut bekerja keras menganggap masa depan sebagai sesuatu yang suram.

Mereka susah melihat hasil yang mereka mampu mereka capai jika berada di jalur berpikir yang benar, tentunya dengan cara disiplin tertentu. Dalam artikel “Mindsets: Mengembangkan Talent through a Growth Mindset,” psikolog Carol S. Dweck menulis bahwa growth mindset muncul pada mereka yang “menganggap bakat dan kemampuan sebagai hal yang dapat mereka kembangkan—sebagai potensi yang membuahkan hasil melalui usaha, latihan, dan instruksi.”

Artinya semakin intens seseorang belajar dan praktik, maka makin besar hasil yang akan mereka capai. Sementara jika kita khawatir bahwa kerja keras tidak membuahkan hasil, secara tidak langsung, kita dibuat percaya bahwa proses dan intensitas tidak penting. Proses terpenting dari pembelajaran adalah praktik, teori nyaris tak punya nilai jika kita hanya bicara tanpa mau mencoba.

Ada lulusan perikanan dari Depok Jawa Barat, yang jatuh cinta pada pemrograman karena sempat membuat aplikasi perikanan. Ada seorang lulusan farmasi yang ingin membuat program yang bisa membantu orang mencari obat. Ada pula guru SMK yang pergi merantau, dan sementara meninggalkan anak istri untuk bisa belajar jadi programmer.

Untuk bisa menguasai dasar (basic) pemrograman seseorang harus konsisten belajar dua jam sehari selama sebulan. Untuk bisa menguasai bahasa pemrograman, seseorang harus mengasah terus 12 jam sehari selama tiga bulan. Proses ini panjang, melelahkan, dan kerap kali membuat pelakunya kurang tidur dan kurang makan.

Kami di Refactory tidak mengglorifikasi overwork, tapi kami meminta komitmen pada setiap orang untuk menyelesaikan tugas mereka setiap hari. Kami percaya setiap programmer yang punya tanggung jawab menyelesaikan task. Seorang programmer yang ada di Refactory harus bisa menyelesaikan komitmen yang ia pilih secara sadar.

Ada pula cerita di mana seorang programmer yang harus merelakan dirinya istirahat karena terlalu banyak bekerja. Seorang programmer sejati mengerjakan tugas seperti game, terobsesi menyelesaikan tugas, dan berharap bisa diberi tugas lebih banyak. Meski demikian istirahat penting dan ia sadar, jika ia sehat dan cukup tidur, akan lebih banyak kerja yang bisa dilakukan.

Seorang programmer biasanya punya spesialisasi. Misalnya seorang backend yang mengerjakan dapur sebuah program, frontend yang mengerjakan visual, atau mobile yang mengerjakan versi ponsel dari aplikasi/web. Masing-masing punya tanggung jawab dan pemahaman berbeda.

Nah karena dasarnya nyaris sama, biasanya seorang programmer adalah sosok versatile. Sedikit tahu apa frontend, backend, dan mobile developer. Mereka paham logika dan bahasa pemrograman beragam. Ini yang kemudian dimanfaatkan oleh perusahaan nakal. Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh 10 orang, dibebankan pada satu orang.

Butuh waktu yang lama untuk seorang programmer menguasai backend, frontend, lowongan di bawah ini mungkin dibuat oleh orang yang tak mengerti bahwa proses menguasai bidang pemrograman itu butuh proses yang lama. Meski demikian perlu kerja sama antar individu agar kita bisa berkembang.

Misi yang besar tidak akan terwujud tanpa tim. Di Refactory, kami ingin semua orang berkolaborasi dalam tim terbaik impiannya. Masing-masing dengan keahlian, maupun kepribadian yang berbeda, akan mengeluarkan potensi maksimalnya untuk dapat berkontribusi dalam bekerjanya sebuah tim.

Tentu saja, mengupayakan performa tinggi dalam bekerja perlu antusiasme tinggi dan upaya peningkatan terus-menerus. Kami percaya bahwa hasil tidak menghianati proses. Tapi hal ini bukan bermakna bahwa kami memberi toleransi pada hasil yang kurang baik dengan alasan berproses. Sebaliknya, justru karena kami percaya ada proses dalam mendapatkan hasil yang tinggi. Maka proses yang dilakukan mensyaratkan upaya yang keras (atau bahkan ekstra) untuk mencapai performa terbaik.

Faktor lain yang dikembangkan dalam kultur High Performance adalah komunikasi. Bekerja dalam tim dengan orientasi performa tinggi menuntut kualitas komunikasi yang penuh keterbukaan. Iklim komunikasi ini akan mendorong pada perbaikan terus menerus. Melalui penerimaan pada feedback yang jujur, Refactorian akan mendapat keuntungan dari proses mendengar masukannya daripada berantipati ataupun berfokus pada hal-hal yang tidak produktif.

Rasa nyaman itu menipu, membuat kita lekas puas dan pada akhirnya berhenti belajar. Kita dibuat percaya kalau segala yang sudah dilakukan merupakan hasil maksimal. Akibatnya kita tidak mau tumbuh. Di Refactory rasa nyaman adalah musuh. Kami ingin terus bisa berkembang, belajar, dan mencari hal-hal baru di luar zona nyaman untuk bisa berkembang sebagai individu.

Intensitas daripada rasa nyaman adalah kredo serius yang menjadi poin penting OKR Reractory pada 2023. Kami belajar bahwa pada 2022 yang berfokus pada pertumbuhan membuat kita lupa pada jati diri, yaitu memberdayakan melalui pemrograman. Ini mengapa intensitas jadi prioritas, seorang programmer harus belajar keras untuk bisa menjadi yang terbaik di Industri ini.

Ini mengapa intensitas jadi poin paling penting. Seseorang harus bekerja keras, lebih keras dari siapapun untuk bisa sukses. Kami percaya bahwa proses yang intens akan membuat kita kuat dan kreatif. Selama kamu berkontribusi terhadap kemajuan diri dan perusahaan, maka makin besar pula manfaat yang akan diterima. Intensitas jadi satu nilai penting yang tak banyak orang bisa miliki.

Refactory

Refactory adalah pengaktif teknologi digital di Indonesia. Sejak didirikan pada 2015 di Surabaya dan membuka Bootcamp kelas pertama pada 2017 di Bandung, Refactory telah berkembang melebihi Bootcamp dengan menambah berbagai solusi untuk memberdayakan anak-anak muda Indonesia melalui pemrograman, serta membantu perusahaan di tingkat nasional maupun mancanegara untuk merealisasikan potensi mereka.

Kantor Utama di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 9,8 Sleman, DI Yogyakarta 55581 - Indonesia

© 2017-2024 PT. BIXBOX TEKNOLOGI PERKASA. All rights reserved.