Satu hal yang kerap menarik dibahas untuk membawa kemajuan bangsa, adalah bagaimana mengajak anak muda yang ada hari ini untuk mau belajar dan berkembang. Sebagai perusahaan yang fokus pada pengembangan software dan memiliki dedikasi dalam bidang pendidikan pemrograman, kami ingin mengubah pertanyaan jadi lebih spesifik.

Bagaimana cara untuk membuat anak muda tertarik dengan pemrograman? Dengan pengalaman lebih dari lima tahun ada beberapa hal yang dapat dilakukan berdasarkan best practice yang kami akumulasi. Temuan-temuan awal yang kami dapatkan adalah, membuat anak muda memahami bahwa pemrograman bukan hanya skill tapi juga punya potensi untuk jadi medium untuk membuat mereka sukses.

Ini mengapa kami coba menawarkan tugas atau proyek yang menarik. Tentu bukan sekedar proyek, melainkan proyek pemrograman yang memotivasi, seperti membuat aplikasi yang berdasarkan real project atau membuat aplikasi yang berguna bagi banyak orang. Dengan memberikan kebanggaan atas apa yang dilakukan bermanfaat, pemrograman akan jadi hal yang menyenangkan.

Di program Intensive Pairing kami juga coba menjelaskan bahwa pemrograman memiliki banyak manfaat, seperti membantu memecahkan masalah, membuat karir yang baik, dan mempermudah hidup. Seorang programmer akan terus belajar dan mengembangkan keterampilannya. Mereka akan terus beradaptasi dengan bahasa pemrograman baru, kode baru, hingga teknologi yang baru.

Tapi semua ini perlu latihan dan tentu saja pola didik yang berbeda. Kami di Refactory selalu berusaha menyediakan metode belajar yang beragam, seperti belajar dengan diskusi, praktik tutorial, membaca buku, atau malah langsung mengajarkan orang lain. Tentu seorang yang belajar tak dibiarkan begitu saja. Kami juga memberikan dukungan dan feedback yang jelas.

Setiap peserta program Intensive Pairing akan mendapatkan motivasi agar pada setiap tahap pembelajaran peserta akan merasa diterima dan memiliki semangat untuk belajar lebih lanjut. Tentu semua ini tidak akan terjadi jika kami tidak memiliki keyakinan bahwa pemrograman memiliki masa depan yang cerah. Pemrograman merupakan bagian penting dari perkembangan teknologi, dan teknologi terus berkembang dan menjadi bagian yang sangat penting dari kehidupan modern.

Saat ini perkembangan teknologi, seperti internet of things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan komputasi awan, membutuhkan pemrograman untuk membuat sistem dan aplikasi yang berfungsi. Oleh karena itu, permintaan akan profesional pemrograman akan terus meningkat. Di Refactory, melalui program Intensive Pairing, kami berusaha untuk memenuhi kebutuhan itu.

Kapan Waktu Terbaik Belajar Pemrograman?

Sebelumnya kami sudah beberapa kali menulis tentang kapan waktu terbaik belajar pemrograman. Untuk anak-anak, waktu terbaik untuk mengajarkan pemrograman bervariasi tergantung pada tingkat perkembangan dan minat anak tersebut. Namun, umumnya disarankan untuk memulainya sejak dini, sekitar usia 7 tahun atau lebih.

Pada usia ini, anak-anak sudah mulai memiliki kemampuan untuk memahami konsep logika dan memecahkan masalah, yang merupakan dasar dari pemrograman. Mengajarkan pemrograman pada usia dini juga dapat membantu membangun minat dan keahlian mereka sejak dini, sehingga mereka memiliki lebih banyak waktu untuk berkembang dan meningkatkan keahlian mereka.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap anak berbeda dan beberapa anak mungkin membutuhkan waktu lebih lama atau lebih cepat untuk memahami konsep pemrograman. Oleh karena itu, fokus harus pada memotivasi dan memberikan dukungan kepada anak, bukan pada usia tertentu.

Untuk orang dewasa, kapanpun anda ingin belajar, adalah waktu yang terbaik. Yang paling penting adalah disiplin dan kemauan untuk belajar. Latihan dan mencari proyek-proyek open source untuk membangun disiplin, pengalaman, dan juga reputasi. Karena banyak orang yang belajar pemrograman hanya fokus pada mendapatkan gaji tinggi, tanpa mau fokus pada pengembangan diri.

DI Refactory kami ingin setiap orang yang belajar menikmati proses. Ini mengapa kami menekankan pentingnya praktik. Dalam metode pendidikan di Intensive Pairing, kami mengadopsi piramida belajar. Metode ini adalah adalah sebuah model pembelajaran yang menekankan pada tahap-tahap pengembangan keterampilan dan pengetahuan.

Piramida belajar menunjukkan bahwa keterampilan dan pengetahuan harus dibangun dari dasar (tahap dasar) hingga puncak (tahap tertinggi) dengan cara yang bertahap dan terstruktur. Peserta didik bisa belajar dari membaca, mendengar, menonton, tapi tahap tertinggi belajar adalah praktik dan mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada orang lain.

Piramida pembelajaran biasanya terdiri dari empat tahap utama:

• Tahap dasar: Ini adalah tahap dimana peserta IP mempelajari konsep dasar dan membangun dasar pengetahuan dan keterampilan.
• Tahap menengah: Ini adalah tahap dimana peserta IP mulai mengaplikasikan konsep dasar dan memperkuat pengetahuan dan keterampilan mereka.
• Tahap lanjutan: Ini adalah tahap dimana peserta IP memperluas dan memperdalam pengetahuan dan keterampilan mereka.
• Tahap puncak: Ini adalah tahap dimana peserta IP mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan mereka secara maksimal dan memecahkan masalah secara mandiri.

Piramida pembelajaran membantu pairing untuk bisa terus mengembangkan diri dan peserta IP untuk praktik belajar. Dalam tiap kelas, kami juga memastikan bahwa mereka memperoleh dasar pengetahuan dan keterampilan yang kuat sebelum mempelajari materi yang lebih lanjut dan kompleks.

Jadi tunggu apalagi, ayo gabung bersama program Intensive Pairing Refactory!