Tulisan Terbaru

Wawasan baru maupun tips

Minim Inovasi, Berlomba Mendapat Validasi

Meta, perusahaan induk dari Facebook dan Instagram baru-baru ini menawarkan paket centang biru terverifikasi dengan biaya $15 sebulan. Hal ini merupakan trend terbaru yang awalnya diinisiasi oleh Twitter. Facebook dan Instagram akan memberikan anda, siapapun dan tidak harus terkenal, untuk bisa mendapatkan fasilitas centang biru.

Mengapa ini muncul? Media sosial, terutama Facebook dan Instagram, berfokus pada berbagi (dan terkadang membagikan secara berlebihan) citra dan pendapat seseorang, orang dewasa muda yang menggunakan platform ini sering kali rentan terhadap narsisme.

Penelitian menunjukkan bahwa jumlah penggunaan media sosial yang lebih tinggi memprediksi tingkat narsisme muluk yang lebih tinggi. Ini termasuk waktu yang dihabiskan di media sosial, frekuensi posting atau tweet, jumlah teman/pengikut, dan seberapa sering peserta memposting foto diri mereka di media sosial.

Dalam sebuah studi tahun 2018, para peneliti melacak 74 peserta berusia 18-34 selama empat bulan dan menggunakan Narcissistic Personality Inventory (NPI) untuk mengukur sifat narsistik mereka. Oleh karena itu, mereka menemukan bahwa peserta yang memposting foto dan selfie dalam jumlah besar menunjukkan peningkatan narsisme sebesar 25 persen.

Secara khusus, mereka yang menggunakan Facebook dan platform lain yang berfokus pada gambar daripada kata-kata menjadi lebih narsis dari waktu ke waktu. Sejauh ini nyaris seluruh sosial media yang ada mulai dari Instagram, Facebook, dan Tiktok menyediakan fitur berbagi visual yang berpotensi digunakan untuk pamer atau menunjukkan capaian diri.

Studi seperti ini menunjukkan bahwa narsisme media sosial berpotensi untuk menyeberang ke apa yang dikenal sebagai Narcissistic Personality Disorder (NPD). Faktanya, peserta yang menunjukkan peningkatan narsisme paling signifikan sebenarnya memenuhi syarat untuk diagnosis NPD.

Menunjukkan tanda-tanda narsisme media sosial tidak berarti bahwa orang itu menderita NPD. Gejala NPD termasuk memiliki gagasan muluk tentang diri sendiri dan prestasi seseorang. Orang dengan gangguan ini terus mencari kekaguman dari orang lain dan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, mereka terpaku pada kesuksesan eksternal. Selain itu, orang dengan NPD cenderung kurang memiliki kemampuan untuk berempati.

Kemampuan berempati yang menurun ini bisa kita lihat dari berita yang ada di tanah air. Fenomena mandi lumpur dan konten berbagi uang menjadi hal yang banyak dibicarakan. Konten-konten Baim Wong yang berbagi uang, atau Atta Halilintar yang memamerkan kekayaan orang cenderung ditonton oleh banyak orang.

Jika hal ini dilakukan terus menerus bukan tidak mungkin orang akan berpikir bahwa gaya hidup seperti ini yang benar. Penelitian terbaru menunjukkan Indonesia menjadi salah satu dari dua negara di Asia yang penduduknya bercita-cita menjadi YouTuber, selain Jepang. YouTube memang menjadi platform yang dianggap bisa membawa banyak uang dengan cara cepat dan jadi terkenal.

Dari hasil penelitian Remitly memperoleh data sebanyak 619.400 orang ingin bekerja di lima bidang media sosial dan online. Pada urutan pertama, sebanyak 195.070 orang di dunia ingin menjadi YouTuber. Kemudian pekerjaan influencer berada di urutan kedua dengan 159.180 orang. Tapi mengapa banyak orang ingin terkenal?

Meski demikian, perlu dipahami tidak semua orang yang ingin terkenal adalah narcissistic. Tapi menarik mencari tahu apa yang membuat seseorang lebih mungkin memiliki Gangguan Kepribadian Narsistik? Para ahli percaya itu adalah kombinasi dari faktor-faktor, termasuk genetika, masalah neurobiologis, kepribadian dan temperamen, dan apakah mereka mengalami trauma masa kecil, seperti pelecehan atau penelantaran orang tua.

Gangguan kepribadian narsistik seringkali membuat seseorang merasa dirinya paling penting, sangat membutuhkan perhatian, dan kekaguman berlebihan. Media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter memfasilitasi itu dengan fitur centang biru. Meski demikian mengapa perusahaan teknologi fokus pada mengakomodasi narsisme ketimbang pengembangan teknologi?

Jawabannya tentu adalah kapitalisme dan konsumerisme. Seseorang merasa dirinya penting akan terus membayar untuk tetap relevan. Mereka akan membeli barang untuk dipamerkan dan sosial media akan membantunya. Tentu dengan harga yang sangat mahal, seperti sikap anti kritik dan juga kesenjangan yang luar biasa.

Gangguan kepribadian narsistik kerap menimbulkan masalah di kehidupan sehari-hari seperti di tempat kerja atau sekolah. Umumnya, orang dengan gangguan narsistik akan merasa tidak bahagia atau kecewa ketika tidak mendapatkan pujian. Sosial media semestinya berhenti memberikan tempat pamer dan lebih fokus menyelesaikan masalah penting bagi manusia.

Refactory

Refactory adalah pengaktif teknologi digital di Indonesia. Sejak didirikan pada 2015 di Surabaya dan membuka Bootcamp kelas pertama pada 2017 di Bandung, Refactory telah berkembang melebihi Bootcamp dengan menambah berbagai solusi untuk memberdayakan anak-anak muda Indonesia melalui pemrograman, serta membantu perusahaan di tingkat nasional maupun mancanegara untuk merealisasikan potensi mereka.

Kantor Utama di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 9,8 Sleman, DI Yogyakarta 55581 - Indonesia

© 2017-2024 PT. BIXBOX TEKNOLOGI PERKASA. All rights reserved.