Tulisan Terbaru

Wawasan baru maupun tips

Mereka Yang Enggan Kembali Ke Kantor

Media sosial Twitter di Indonesia selama tiga minggu terakhir diramaikan dengan diskusi WFH. Banyak para pekerja, terutama di startups, menyebut bahwa mereka menolak untuk kembali bekerja di kantor. Hal ini karena para pekerja ini merasa lebih efektif dan lebih efisien bekerja dari rumah.

Perdebatan yang muncul juga masuk ke dalam pembahasan perihal kondisi kerja di Jakarta. Jalanan yang macet, rumah para pekerja yang jauh, dan alasan kepraktisan membuat banyak pekerja startups memilih untuk bekerja dari rumah. Kebanyakan dari mereka adalah pekerja kreatif seperti social media spesialis, content writer, atau content creator.

Setelah berakhirnya pandemi, banyak perusahaan telah memerintahkan karyawannya kembali ke kantor tahun ini. Sementara banyak karyawan yang merasa bersemangat untuk kembali ke keadaan normal, banyak pula yang khawatir tentang perubahan ini. Beberapa alasan karyawan ragu untuk kembali ke tempat kerja tidak begitu jelas.

Dalam laporan tren tempat kerja baru-baru ini, setidaknya ada beberapa alasan mengapa karyawan menolak untuk kembali ke kantor. Alasan ini disusun berdasarkan survei yang dilakukan oleh Envoy, sebuah firma penyedia jasa kantor digital. Alasan-alasan yang ada sejauh ini masih berkisar pada kepraktisan dan kemudahan bekerja.

Alasan pertama para pekerja menolak kembali masuk kantor adalah perjalanannya terlalu lama dan terlalu mahal. Banyak pekerja di Jakarta yang mengeluh tentang kemacetan. Menurut laporan Envoy, 50% karyawan menyebut perjalanan panjang atau mahal sebagai alasan mengapa mereka tak bersedia untuk kembali bekerja di kantor.

Banyak dari mereka yang merasa bahwa waktu yang dihabiskan untuk perjalanan dapat digunakan untuk bekerja, menikmati waktu bersama teman dan keluarga, atau beristirahat. Meski demikian jika kantor dianggap dekat, mudah diakses oleh kendaraan umum, dan tidak harus memakan waktu, para pekerja ini bersedia dan dengan senang hati kembali ke kantor.

Sejauh ini orang malas atau tak mau masuk kantor karena kemacetan membuat stress. Banyak pekerja di Jakarta yang harus berangkat pagi dari kantor untuk menghindari macet. Akibatnya jika seorang pekerja bangun jam 4 pagi, masuk kantor jam 8, menempuh perjalanan 4 jam akan menguras tenaga dan membuat mereka tak bisa optimal pekerja.

Beberapa perusahaan yang ingin mengurangi stres perjalanan bagi karyawan menawarkan beberapa solusi, misalnya menawarkan jadwal kerja yang lebih fleksibel. Dorong karyawan untuk datang setelah jam lalu lintas lega atau masuk lebih siang agar bisa beristirahat lebih baik. Beberapa perusahaan juga menawarkan program carpooling atau layanan antar jemput untuk menjemput karyawan yang tinggal jauh.

Alasan lain mengapa para pekerja menolak kembali masuk kantor karena rekan kerja mereka terlalu cerewet. Salah satu bagian terbaik dari kembali ke kantor adalah bersosialisasi dengan rekan kerja dan menjadi sahabat kerja lagi. Tapi apa yang terjadi ketika kantor terlalu sosial?

Banyak karyawan sudah terbiasa dengan ketenangan kantor rumah mereka. Mereka merasa kurang terganggu dan lebih mampu fokus pada apa yang perlu mereka selesaikan. Faktanya, 33% karyawan menyebut rekan kerja yang cerewet atau sulit sebagai pemecah kesepakatan untuk kembali ke kantor.

Nah banyak perusahaan yang mengajak kembali karyawannya datang ke kantor adalah untuk bekerja lebih efektif dan membangun komunitas. Jika tempat kerja tidak bisa membuat pekerja lebih efektif, yang ada malah kerugian. Penting untuk memberi karyawan ruang yang tenang di kantor agar mereka dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa bergosip.

Membuat karyawan bersemangat untuk kembali bekerja dimulai dengan memahami apa yang menghambat mereka. Tempat kerja harus menjadi tempat di mana orang ingin pergi bekerja. Dengan menawarkan solusi seperti di atas dan memimpin dengan solusi berbasis data, perusahaan dapat membantu orang merasa berdaya dan bersemangat untuk kembali bekerja.

Bekerja di kantor secara inheren menawarkan lebih banyak manfaat dan informasi tentang apa yang sedang dikerjakan. Kita juga bisa berkoordinasi dengan lebih baik karena tahu setiap orang yang dibutuhkan ada dan bisa membantu. Selain itu bekerja di kanor juga bisa membangun kebersamaan dan semangat kolektif.

Memang benar setelah pandemi nilai tempat kerja telah berubah. Banyak orang yang merasa bekerja dari rumah bisa jadi lebih baik, tapi apakah hanya itu saja? Mereka yang bekerja di rumah banyak yang mengeluh tak bisa membedakan ruang privat dan ruang profesional. Mereka merasa harus dekat dengan komputer setiap saat dan tak diberi jeda.

Banyak orang yang mengaku bekerja di kantor bisa jadi lebih baik karena bisa membedakan mana tempat untuk fokus dan mana tempat untuk bersantai. Bekerja di kantor juga memberikan semangat, tujuan untuk bangun lebih pagi dan fokus pada apa yang ingin dicapai hari ini.

Ini mengapa bekerja di kantor semestinya diniatkan sebagai dedikasi, sebagai tempat mengekspresikan diri. Untuk bisa memberikan yang terbaik, bukan hanya untuk diri sendiri tapi orang lain. Bekerja di kantor menjadi ruang untuk segala hal yang mungkin tidak didapatkan di rumah atau secara virtual: kolaborasi, kreativitas, produktivitas, budaya, dan kehangatan.

Refactory

Refactory adalah pengaktif teknologi digital di Indonesia. Sejak didirikan pada 2015 di Surabaya dan membuka Bootcamp kelas pertama pada 2017 di Bandung, Refactory telah berkembang melebihi Bootcamp dengan menambah berbagai solusi untuk memberdayakan anak-anak muda Indonesia melalui pemrograman, serta membantu perusahaan di tingkat nasional maupun mancanegara untuk merealisasikan potensi mereka.

Kantor Utama di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 9,8 Sleman, DI Yogyakarta 55581 - Indonesia

© 2017-2024 PT. BIXBOX TEKNOLOGI PERKASA. All rights reserved.