Tulisan Terbaru

Wawasan baru maupun tips

Isu Privasi dalam Kesehatan Digital: Apa yang Harus Diketahui?

Dalam dua dekade terakhir, teknologi dan dunia kesehatan kita sangat berkembang. Jika dulu untuk mencatat rekam medis perlu menggunakan kertas, saat ini data kesehatan digital bisa diakses menggunakan ponsel dan laptop. Tidak hanya itu, kita juga bisa berbagi data kesehatan di manapun dan kapanpun.

Kebutuhan melahirkan inovasi, dan aplikasi digital telah memberdayakan pasien untuk mengendalikan data kesehatan mereka dan memberi mereka akses perawatan yang belum pernah ada sebelumnya. Tetapi teknologi juga membawa masalah baru, termasuk privasi data kesehatan dan masalah etika bagi penyedia data.

Dalam sebuah laporan menunjukkan bahwa banyak aplikasi kesehatan dinilai punya problem keamanan serius. Mulai dari mudah diretas sampai jual beli data. Analisis mendalam terhadap lebih dari 20.000 aplikasi seluler terkait kesehatan (aplikasi mHealth) yang diterbitkan oleh The British Medical Journal (The BMJ) menemukan “masalah serius dengan privasi dan praktik privasi yang tidak konsisten”.

Para peneliti di The BMJ menyebut pengumpulan informasi pengguna pribadi adalah "praktik yang meluas", artinya banyak aplikasi yang mengumpulkan data kesehatan pengguna app dan pemanfaatanya kadang tidak dipahami oleh pengguna. The BMJ menyerukan bahwa pasien "harus diberi tahu tentang praktik privasi aplikasi ini dan risiko privasi terkait sebelum pemasangan dan penggunaan."

Dari 2,8 juta aplikasi di Google Play dan 1,96 juta aplikasi di Apple Store, diperkirakan 99.366 termasuk dalam kategori medis dan kesehatan dan kebugaran (dikenal secara kolektif sebagai aplikasi kesehatan seluler). Misalnya aplikasi pencatat darah diabetes, pencatat diet, pencatat langkah kaki, atau sekadar pengingat minum air.

Pengembang aplikasi secara rutin, dan secara legal, berbagi data pengguna. Meski demikian banyak pengguna yang tidak sadar datanya digunakan sebagai apa. Banyak pembagian data pengguna/pasien dalam aplikasi kesehatan dijual untuk kepentingan komersial. Tidak hanya itu beberapa pengguna juga tidak diberikan pilihan hendak membagikan informasi atau data apa yang boleh diberikan.

Untuk mengeksplorasi ini lebih jauh, para peneliti di Macquarie University di Australia mengidentifikasi lebih dari 15.000 aplikasi kesehatan gratis di Google Play Store dan membandingkan praktik privasi mereka dengan sampel acak lebih dari 8.000 aplikasi non-kesehatan. Ini mengapa pengguna harus membaca dengan benar aplikasi apa saja yang dipakai di ponselnya, agar data pribadi tidak dicuri.

Tapi apa sih yang dimaksud dengan data pribadi? Data pribadi, juga dikenal sebagai informasi milik pribadi, adalah informasi yang mengidentifikasi seseorang secara langsung atau tidak langsung: alamat, nama, nomor telepon, atau nomor KK, atau nomor NPWP. Informasi Milik Pribadi dapat dikategorikan menjadi Informasi dasar dan Informasi Sensitif. Contoh informasi sensitif seperti nomor SIM, nomor KK, Nomor NPWP, rekam medis, dan informasi biometrik.

Protected Health Information (PHI) dan data digitalnya yang disebut electronic Protected Health Information (ePHI), adalah himpunan bagian dari Informasi Milik Pribadi yang mencakup informasi kesehatan yang mengidentifikasi pasien secara langsung atau tidak langsung dan ditransmisikan atau dikelola secara elektronik atau dalam catatan kertas. Informasi ini bisa jadi riwayat penyakit, riwayat vaksin, pengobatan, dan sebagainya.

Informasi Milik Pribadi mencakup rentang substansial informasi, termasuk informasi demografis dan lainnya, semua kondisi kesehatan fisik atau mental di masa lalu, sekarang, atau di masa depan, dan perawatan yang diberikan kepada individu. Bahkan kombinasi lokasi seperti lokasi perawatan, dokter yang merawat, dan diagnosis penyakit langka, yang dapat mengidentifikasi pasien juga disertakan.

Informasi Milik Pribadi kesehatan atau rekam elektronik adalah usaha yang relatif baru. Kurang dari 20 tahun yang lalu, banyak organisasi menyimpan rekam medis dalam arsip kertas yang terkunci. Sepanjang awal tahun 2000-an, rekam medis digital menjadi lebih umum, tetapi sistem Electronic Health Record (EHR) memiliki tantangan tersendiri, seperti infrastruktur dan sumberdaya yang belum memadai.

Efisiensi dan privasi terkadang bertentangan dengan teknologi baru. Kontroversi telah terjadi selama bertahun-tahun. Pertanyaan seperti: dapatkah kita menjamin perlindungan data pasien dengan teknologi yang ada? Apakah teknologi mengaburkan batas antara apa yang dianggap sebagai informasi yang dilindungi dan apa yang tidak? Bagaimana kita dapat mengamankan privasi data kesehatan dan menjaga kemudahan akses yang diinginkan pasien?

Ketika penyedia layanan kesehatan bergantung pada platform pihak ketiga untuk melindungi dan menjaga data pasien, penting untuk menemukan perusahaan dengan integritas. Mereka yang memang fokus pada kemampuan menjaga kepercayaan klien. Saat membuat aplikasi kesehatan, hal yang penting dilakukan adalah menjamin pengembangnya jujur, berintegritas dan peduli.

Di Refactory, kami menganggap serius privasi dan transparansi data. Layanan yang kami berikan kepada klien menjamin bahwa setiap proyek yang dikerjakan dilakukan secara rahasia dan layak. Kami juga mematuhi perundang-undangan dan berkomitmen untuk patuh pada hukum yang berlaku.

Refactory

Refactory adalah pengaktif teknologi digital di Indonesia. Sejak didirikan pada 2015 di Surabaya dan membuka Bootcamp kelas pertama pada 2017 di Bandung, Refactory telah berkembang melebihi Bootcamp dengan menambah berbagai solusi untuk memberdayakan anak-anak muda Indonesia melalui pemrograman, serta membantu perusahaan di tingkat nasional maupun mancanegara untuk merealisasikan potensi mereka.

Kantor Utama di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 9,8 Sleman, DI Yogyakarta 55581 - Indonesia

© 2017-2024 PT. BIXBOX TEKNOLOGI PERKASA. All rights reserved.