Tulisan Terbaru

Wawasan baru maupun tips

Problem dari Work Life Balance

Sejak 10 tahun terakhir dunia diperkenalkan dengan ide tentang work life balance, atau usaha untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Hal ini adalah konsep populer dalam masyarakat modern, banyak orang menganjurkan untuk bisa bahagia kita perlu mencapai keseimbangan antara keduanya. Namun, ada argumen yang menentang ide work life balance.

Argumen mengapa work life balance tidak bisa dilakukan karena dianggap sebagai kemewahan yang hanya dapat dinikmati oleh individu yang tertentu dan beruntung. Bagi banyak orang, bekerja selama berjam-jam dan akhir pekan adalah suatu kebutuhan untuk bertahan hidup.

Individu-individu ini mungkin tidak memiliki kemewahan jadwal kerja yang fleksibel atau opsi untuk bekerja dari rumah. Oleh karena itu, menganjurkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mengabaikan fakta bahwa bagi beberapa orang, bekerja bukan hanya sebagai sarana pemenuhan, tetapi juga merupakan masalah bertahan hidup.

Selain itu work life balance mengasumsikan bahwa pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah dua entitas yang terpisah dan dapat dengan mudah dibagi. Namun, kenyataannya adalah bahwa pekerjaan dan kehidupan pribadi sering saling terkait, dan batas antara keduanya menjadi kabur. Mencoba mencapai keseimbangan yang sempurna antara keduanya bisa menjadi perjuangan yang tidak berkesudahan, menyebabkan frustrasi dan kelelahan.

Kami sendiri percaya bahwa work life balance dapat menimbulkan harapan yang tidak realistis. Individu yang berusaha mencapai keseimbangan yang sempurna antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mungkin merasa bersalah atau tidak berarti ketika mereka tidak dapat mencapainya. Hal ini dapat menyebabkan emosi negatif, seperti kecemasan dan depresi, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.

Penting untuk diakui bahwa konsep keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah perkembangan baru. Selama berabad-abad, pekerjaan dianggap sebagai bagian integral dari kehidupan dan tidak dipisahkan dari kehidupan pribadi. Pandangan ini tentang pekerjaan mungkin masih berlaku bagi banyak individu, terutama mereka yang berada di industri tradisional seperti pertanian dan manufaktur.

Meskipun keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mungkin menjadi konsep yang populer dalam masyarakat modern, penting untuk mempertimbangkan keterbatasan dan konsekuensi negatif yang mungkin terjadi jika berusaha mencapai keseimbangan yang sempurna. Sebaliknya, kita harus berfokus pada menemukan makna dan pemenuhan dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi, sambil menyadari bahwa kedua hal tersebut seringkali saling terkait.

Kerja adalah bagian penting dari hidup manusia. Selain sebagai sumber penghasilan, bekerja juga memberikan rasa pencapaian dan kepuasan pribadi. Namun, kerja juga bisa menjadi sumber stres dan tekanan psikologis yang berdampak pada kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa kerja bukan hanya sekadar rutinitas harian, tapi juga merupakan sebuah proses pengembangan diri.

Dalam hal ini, konsep therapeutic work muncul sebagai solusi untuk mengurangi tekanan dan stres yang timbul dalam bekerja. Therapeutic work dapat diartikan sebagai suatu proses kerja yang membantu individu untuk mengembangkan potensi diri dan meningkatkan kesehatan mental. Dalam proses therapeutic work, individu diajarkan untuk mengenal dan memahami diri sendiri, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan pekerjaan dan meminimalisir stres yang timbul.

Namun, kerja bukan hanya tentang mengembangkan potensi diri, melainkan juga tentang menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Burnout adalah salah satu risiko yang dapat terjadi jika individu terlalu fokus pada pekerjaannya dan mengabaikan kebutuhan pribadi. Burnout merupakan kondisi di mana seseorang merasa kelelahan secara fisik dan mental akibat dari tekanan pekerjaan yang terus menerus.

Oleh karena itu, penting untuk menghindari burnout dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menetapkan batasan waktu untuk bekerja dan beristirahat. Selain itu, penting untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan di luar pekerjaan, seperti olahraga atau hobi yang disukai.

Selain menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, menjaga perilaku juga sangat penting dalam dunia kerja. Menjaga perilaku mencakup etika kerja, integritas, dan komitmen pada pekerjaan. Perilaku yang baik di tempat kerja akan membantu individu untuk membangun reputasi yang baik, memperoleh kepercayaan dari atasan dan rekan kerja, serta meningkatkan peluang untuk naik jabatan.

Namun, menjaga perilaku bukan hanya tentang membangun reputasi yang baik, melainkan juga tentang mengembangkan karakter positif. Memiliki karakter positif seperti disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras akan membantu individu untuk menjadi lebih mandiri dan produktif dalam bekerja.

Kerja adalah self certainty, artinya bahwa keberhasilan dalam bekerja bergantung pada kemampuan dan usaha individu. Dengan menjalani proses therapeutic work, menghindari burnout, dan menjaga perilaku, individu dapat mengembangkan diri secara maksimal dan mencapai keberhasilan dalam karirnya. Dengan demikian, kerja bukan lagi hanya sekadar rutinitas harian, melainkan juga sebuah proses pengembangan diri yang membantu individu untuk mencapai tujuan hidupnya secara keseluruhan.

Refactory

Refactory adalah pengaktif teknologi digital di Indonesia. Sejak didirikan pada 2015 di Surabaya dan membuka Bootcamp kelas pertama pada 2017 di Bandung, Refactory telah berkembang melebihi Bootcamp dengan menambah berbagai solusi untuk memberdayakan anak-anak muda Indonesia melalui pemrograman, serta membantu perusahaan di tingkat nasional maupun mancanegara untuk merealisasikan potensi mereka.

Kantor Utama di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 9,8 Sleman, DI Yogyakarta 55581 - Indonesia

© 2017-2024 PT. BIXBOX TEKNOLOGI PERKASA. All rights reserved.