Tulisan Terbaru

Wawasan baru maupun tips

Apa nih Beda QA Automation dan QA Manual?

Perkembangan rekayasa perangkat lunak pada 10 tahun terakhir memang menarik. Mulai dari machine learning, hingga kecerdasan buatan. Meski demikian ada satu hal yang penting untuk dipahami. Hal ini adalah bagaimana sejarah Quality Assurance (QA) dalam pengembangan perangkat lunak mengalami perubahan signifikan dari metode manual menjadi metode otomatis.

Pada awalnya, QA dilakukan secara manual. Tim QA akan melakukan pengujian perangkat lunak dengan melakukan pengujian fungsional, pengujian integrasi, dan pengujian kesalahan secara manual. Proses ini melibatkan pengujian fitur-fitur perangkat lunak dan validasi terhadap persyaratan yang telah ditentukan.

Seiring berkembangnya teknologi, alat-alat pengujian otomatis mulai diperkenalkan. Alat-alat ini memungkinkan tim QA untuk mengotomatisasi sebagian besar tugas pengujian yang sebelumnya dilakukan secara manual. Alat pengujian otomatis dapat merekam dan memutar kembali skenario pengujian, mengidentifikasi kesalahan, dan memantau performa perangkat lunak secara otomatis.

Dalam fase ini, tim QA mulai mengembangkan skrip pengujian yang dapat dijalankan secara otomatis. Skrip ini mencakup langkah-langkah pengujian yang harus dilakukan dan kriteria keberhasilan untuk setiap skenario pengujian. Skrip pengujian ini dapat digunakan berulang kali untuk memverifikasi kualitas perangkat lunak dengan lebih cepat dan efisien.

Untuk mempermudah pengembangan dan pelaksanaan pengujian otomatis, kerangka kerja (framework) pengujian otomatis mulai digunakan. Framework ini menyediakan struktur dan fungsi yang dapat digunakan untuk mengelola, menjalankan, dan melaporkan pengujian otomatis. Framework ini juga mendukung integrasi dengan alat pengembangan perangkat lunak lainnya, seperti alat manajemen kode sumber atau alat manajemen proyek.

Dalam praktik pengembangan perangkat lunak modern, QA Automation menjadi bagian penting dari praktik Continuous Integration (CI) dan Continuous Deployment (CD). Tim QA menggunakan alat-alat otomatis untuk menjalankan pengujian secara terus-menerus selama siklus pengembangan perangkat lunak. Ini memastikan bahwa setiap perubahan dalam kode diuji secara otomatis sebelum diterapkan ke produksi.

Dengan peralihan dari QA manual ke QA otomatis, organisasi dapat menghemat waktu dan sumber daya dalam pengujian perangkat lunak, meningkatkan efisiensi, dan memastikan kualitas yang lebih tinggi dalam pengembangan perangkat lunak. Penggunaan alat-alat pengujian otomatis dan praktik CI/CD menjadi semakin umum dalam industri teknologi untuk mencapai hasil yang lebih konsisten dan cepat dalam pengembangan perangkat lunak.

Lalu apa nih perbedaan antara QA Automation dan QA Manual? Keduanya adalah dua pendekatan yang berbeda dalam pengujian perangkat lunak. Pertama QA Manual adalah proses pengujian yang dilakukan secara manual oleh seorang QA Engineer.Dalam QA Manual, pengujian dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan dan menguji perangkat lunak secara langsung.

QA Engineer secara manual melakukan pengujian fungsionalitas, kesesuaian dengan kebutuhan pengguna, serta mengecek bug dan masalah lainnya. Kemudian memerlukan intervensi manusia dalam setiap langkah pengujian, termasuk input data, menjalankan skenario pengujian, dan menganalisis hasil pengujian. Selain itu QA Manual lebih fleksibel dan memungkinkan QA Engineer untuk melakukan penilaian dan pengujian yang lebih menyeluruh dan mendalam.

Sementara itu QA Automation menggunakan alat dan skrip otomatisasi untuk melakukan pengujian perangkat lunak. Dalam QA Automation, pengujian dilakukan dengan menulis dan menjalankan skrip otomatis yang mengotomatisasi langkah-langkah pengujian. Alat otomatisasi seperti Selenium, Appium, atau Robot Framework digunakan untuk mengotomatisasi pengujian fungsionalitas, pengujian performa, pengujian integrasi, dan sebagainya.

QA Automation dapat melakukan pengujian dengan lebih cepat dan efisien karena tidak memerlukan intervensi manusia pada setiap langkah pengujian. Meskipun dapat menghemat waktu dan upaya dalam pengujian, QA Automation memiliki batasan dalam pengujian kasus penggunaan yang kompleks atau dalam situasi yang membutuhkan penilaian manusia.

Dalam praktiknya, baik QA Automation maupun QA Manual memiliki peran penting dalam pengujian perangkat lunak. QA Manual sering digunakan untuk pengujian kasus penggunaan yang kompleks, sementara QA Automation digunakan untuk pengujian yang berulang dan memerlukan efisiensi tinggi. Kombinasi dari kedua pendekatan ini sering digunakan untuk mencapai kualitas perangkat lunak yang optimal.

Refactory

Refactory adalah pengaktif teknologi digital di Indonesia. Sejak didirikan pada 2015 di Surabaya dan membuka Bootcamp kelas pertama pada 2017 di Bandung, Refactory telah berkembang melebihi Bootcamp dengan menambah berbagai solusi untuk memberdayakan anak-anak muda Indonesia melalui pemrograman, serta membantu perusahaan di tingkat nasional maupun mancanegara untuk merealisasikan potensi mereka.

Kantor Utama di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 9,8 Sleman, DI Yogyakarta 55581 - Indonesia

© 2017-2024 PT. BIXBOX TEKNOLOGI PERKASA. All rights reserved.