Otto Toto Sugiri adalah seorang pengusaha Indonesia yang terkenal di industri teknologi, khususnya bisnis pusat data. Dia menjabat sebagai Presiden Direktur PT DCI Indonesia Tbk (DCCI) dan memiliki 29,9% sahamnya. Selain itu, dia juga menjadi Komisaris Utama PT Indointernet Tbk (EDGE).

Otto Toto Sugiri memiliki latar belakang pendidikan di bidang Computer Engineering dari Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule (RWTH) Aachen German University pada tahun 1980. Sebelum membangun bisnisnya sendiri, dia bekerja sebagai IT General Manager di Bank Bali, di mana dia dan timnya membangun perangkat lunak untuk membantu komputerisasi perbankan.

Pada tahun 1989, Otto mendirikan perusahaannya sendiri bernama PT Sigma Cipta Caraka, yang kemudian berkembang menjadi Sigma Group, yang menyediakan perangkat lunak bagi bank-bank nasional. Pada tahun 2010, perusahaan ini diakuisisi oleh PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk (TLKM) dan berganti nama menjadi Telkomsigma.

Otto Toto Sugiri juga terlibat dalam beberapa perusahaan lain di sektor teknologi informasi, termasuk menjadi Komisaris di beberapa perusahaan seperti Tokoplas, PT Redkendi, PT Smart Farm Agro Indonesia, PT Tiga Daya Digital Indonesia, dan PT Fortress Data Services (FDS).

Dilansir dari situs resmi FDS, sebagai pionir di industri telekomunikasi, Otto Toto Sugiri juga dikenal sebagai pendiri organisasi yang menghimpun talenta di bidang pengembangan perangkat lunak terbesar di Asia Tenggara. Ia juga mendirikan perusahaan Data Center Tier 4 pertama di Tanah Air yang bermitra dengan penyedia data center & colocation terbesar di dunia pada 2013.

Data Center Tier 4 adalah tingkatan tertinggi dari klasifikasi tier untuk data center yang dirancang untuk memberikan ketersediaan dan keandalan maksimum bagi sistem dan layanan yang di-host di dalamnya. Tier 4 merupakan standar yang ditetapkan oleh Uptime Institute, sebuah organisasi yang mengkhususkan diri dalam ketersediaan dan keandalan infrastruktur teknologi informasi.

Klasifikasi Tier ini mempertimbangkan sejumlah kriteria untuk menentukan level ketersediaan data center, termasuk redundansi perangkat keras, kemampuan untuk mengatasi gangguan tanpa mengalami downtime, perencanaan pemeliharaan, dan keandalan infrastruktur secara keseluruhan.

Semua komponen sistem, mulai dari sumber daya listrik, pendingin udara, jaringan, hingga server dan perangkat penyimpanan, disediakan dengan sistem redundansi ganda. Dengan cara ini, jika satu komponen mengalami kegagalan, sistem akan beralih secara otomatis ke komponen lain tanpa mengganggu operasi normal. Data Center Tier 4 dirancang untuk menyediakan ketersediaan tinggi, dengan target waktu operasional maksimum sekitar 26,3 menit per tahun.

Semua sistem dan perangkat di dalam Data Center Tier 4 memiliki keandalan yang sangat tinggi, yang memastikan operasi tanpa gangguan dan downtime minimal. Data Center Tier 4 menerapkan perencanaan pemeliharaan secara ketat dan rutin untuk memastikan semua sistem tetap berfungsi dengan baik dan dalam kondisi optimal.

Data Center Tier 4 adalah infrastruktur teknologi informasi yang sangat canggih dan kompleks, sehingga biaya pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaannya relatif tinggi dibandingkan dengan tingkat tier yang lebih rendah. Data Center Tier 4 sering digunakan oleh organisasi besar, perusahaan teknologi, dan penyedia layanan cloud yang mengharuskan ketersediaan maksimum dan keandalan tinggi untuk sistem dan layanan yang mereka tawarkan.

Berdasarkan laporan Forbes, kekayaan Otto Toto Sugiri diperkirakan mencapai US$2 miliar atau setara dengan sekitar Rp30,3 triliun pada tahun 2023. Dia termasuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada tahun tersebut.

Sumber: https://bisnis.tempo.co/read/1746390/profil-otto-toto-sugiri-pemilik-data-center-yang-dijuluki-bill-gates-indonesia