Tulisan Terbaru

Wawasan baru maupun tips

Penulis Ini Memanfaatkan ChatGPT untuk Menulis Novel?

Baru-baru ini seorang penulis fiksi ilmiah memanfaatkan alat kecerdasan buatan (AI), khususnya Chat GPT, untuk mewujudkan aspirasinya dalam menulis. Dalam waktu kurang dari setahun, dengan cara yang mengagumkan, dia berhasil menulis hampir 100 buku menggunakan alat AI ini, dan yang paling menarik adalah bahwa dia meraup sejumlah uang yang signifikan dalam proses tersebut.

Seperti yang dilaporkan oleh New York Post, dengan bantuan alat kecerdasan buatan seperti Chat GPT dan Claude dari Anthropic, Tim Boucher telah menciptakan hampir 100 novel, lengkap dengan ilustrasi. Tujuannya sederhana, yaitu menciptakan buku elektronik yang menarik yang menggabungkan fiksi ilmiah dengan dunia yang dihasilkan oleh AI.

Boucher menyebut buku-buku ini sebagai "seri AI Lore" dan meyakini bahwa mereka menunjukkan kemungkinan luar biasa dari AI dalam meningkatkan kreativitas manusia. Dalam sebuah artikel untuk Newsweek, dia berbagi antusiasmenya terhadap potensi AI tersebut. Ini mengapa meski banyak orang menyebut AI sebagai ancaman, tapi jika dimanfaatkan dengan tepat AI bisa membantu kita.

Dalam konteks Chat GPT, AI dapat membantu penulis dalam berbagai cara dalam membuat cerita. Misalnya melalui penciptaan ide. Penulis dapat berinteraksi dengan Chat GPT untuk mendapatkan ide cerita baru. Mereka dapat memulai percakapan dengan memberikan beberapa detail awal atau premis, dan kemudian Chat GPT dapat menghasilkan ide-ide tambahan, plot twist, karakter, atau latar belakang cerita.

Penulis dapat menggunakan Chat GPT untuk mengembangkan karakter-karakter dalam cerita. Mereka dapat menjelaskan karakter pada Chat GPT dan meminta saran tentang kepribadian, latar belakang, atau motivasi karakter yang lebih dalam. Chat GPT dapat membantu penulis dalam menghasilkan dialog yang realistis dan narasi yang menarik. Penulis dapat memberikan contoh percakapan atau deskripsi singkat kepada ChatGPT, dan kemudian menerima saran atau bahkan baris-baris lengkap untuk digunakan dalam cerita.

Jika penulis mengalami kebuntuan dalam plot cerita, mereka dapat berdiskusi dengan Chat GPT tentang masalah-masalah yang ada. Chat GPT dapat membantu dengan saran-saran untuk mengatasi hambatan plot dan menjaga alur cerita tetap menarik. Jika penulis ingin mencoba genre yang berbeda, mereka dapat menggunakan Chat GPT untuk membantu mereka dalam menjelajahi ide-ide dalam genre baru. Chat GPT dapat memberikan wawasan tentang elemen-elemen khas dari genre tersebut.

Setelah penulis selesai menulis, mereka dapat menggunakan Chat GPT untuk membantu dalam mengedit dan merevisi cerita. Chat GPT dapat memberikan saran untuk memperbaiki struktur kalimat, memeriksa tata bahasa, atau memberikan alternatif kata-kata. Penulis dapat memberikan prompt atau permintaan tertentu kepada ChatGPT, seperti "Buatkan cerita tentang petualangan di dunia masa depan," dan ChatGPT akan menghasilkan cerita singkat berdasarkan prompt tersebut.

Namun, perlu diingat bahwa Chat GPT adalah alat yang membantu dan kreativitas tetap berasal dari penulis. Hasil dari kolaborasi antara penulis dan ChatGPT dapat diolah lebih lanjut, direvisi, atau diubah agar sesuai dengan visi dan gaya penulis itu sendiri.Menggunakan AI untuk setiap aspek cerita dapat membuat penulis kehilangan latihan dalam membangun ide secara mandiri. Menemukan keseimbangan antara kreativitas alami dan bantuan teknologi adalah kunci untuk menghadapi tantangan ini.

Tantangan lainnya adalah pengawasan kualitas teks yang dihasilkan. Meskipun AI telah ditingkatkan untuk menghasilkan teks berkualitas, masih mungkin terjadi kesalahan atau teks yang kurang relevan. Penulis perlu mengambil peran aktif dalam mengedit dan merevisi teks yang dihasilkan oleh Chat GPT untuk memastikan bahwa cerita tetap kohesif dan menarik.

Kemudian, ada pula tantangan dalam mengintegrasikan teks yang dihasilkan oleh AI ke dalam cerita yang lebih besar. Bagaimana teks yang dihasilkan dapat diarahkan untuk menyokong alur cerita yang ada, tanpa terasa seperti "ditempelkan" secara acak, adalah pertimbangan penting yang harus dipikirkan oleh penulis.

Dalam menghadapi tantangan ini, penulis dapat mengambil pendekatan berimbang. Mereka dapat menggunakan AI sebagai alat yang membantu dalam mengembangkan ide, menciptakan dialog, atau mengatasi kebuntuan kreatif. Namun, tetap penting bagi penulis untuk mempertahankan kendali atas narasi dan memastikan bahwa sentuhan pribadi dan kreativitas mereka tetap hadir dalam setiap kata yang mereka tulis.

Sumber: https://www.indiatoday.in/technology/news/story/author-used-chatgpt-to-write-over-100-novels-in-less-than-a-year-sold-over-500-copies-2383999-2023-05-25

Refactory

Refactory adalah pengaktif teknologi digital di Indonesia. Sejak didirikan pada 2015 di Surabaya dan membuka Bootcamp kelas pertama pada 2017 di Bandung, Refactory telah berkembang melebihi Bootcamp dengan menambah berbagai solusi untuk memberdayakan anak-anak muda Indonesia melalui pemrograman, serta membantu perusahaan di tingkat nasional maupun mancanegara untuk merealisasikan potensi mereka.

Kantor Utama di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 9,8 Sleman, DI Yogyakarta 55581 - Indonesia

© 2017-2024 PT. BIXBOX TEKNOLOGI PERKASA. All rights reserved.