Tulisan Terbaru
Wawasan baru maupun tips
Teknologi Ini Mampu Mendeteksi Polusi Udara Jakarta
Pencemaran udara adalah masalah yang luas dan mematikan di Indonesia. Berdasarkan data Indeks Kualitas Udara (AQI) Air, indeks kualitas polusi udara di Jakarta sudah masuk kategori tidak sehat dan bahkan sempat menduduki peringkat kedua negara dengan kadar udara di dunia pada 178 AQI. Masalah pencemaran udara sudah lama meresahkan warga Jakarta.
Dua tahun lalu, beberapa warga yang tergabung dalam Tim Advokasi Gerakan Ibukota (Inisiatif Bersihkan Udara Koalisi Semesta) menggugat sejumlah pihak termasuk Presiden Joko Widodo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Gubernur DKI Jakarta berkaitan dengan penanganan polusi udara. Pada 2020, biaya pencemaran udara sangat tinggi, mengakibatkan lebih dari 160.000 kematian hanya di lima kota terbesar dan terkait dengan 3-4 juta kematian prematur di seluruh dunia.1,2,3
Pada 2020, pencemaran udara mengakibatkan lebih dari 160.000 kematian hanya di lima kota terbesar dan terkait dengan 3-4 juta kematian prematur di seluruh dunia. Namun, pencemaran udara luar ruangan tidak selalu sama di setiap tempat. Beberapa daerah mungkin mengalami tingkat pencemaran udara yang terus-menerus tinggi akibat lalu lintas kendaraan dan emisi industri, tetapi daerah lain mungkin terpengaruh oleh sumber sementara namun ekstrem seperti asap kebakaran hutan atau pembakaran pertanian.4
Pemantauan kualitas udara luar ruangan secara real-time dan akurat sangat penting untuk memahami pencemaran udara hiperlokal dan meresponsnya dengan strategi mitigasi pencemaran udara serta penyaringan udara berkinerja tinggi. Pengamatan polusi udara secara real-time dan akurat sangat penting untuk memahami pencemaran udara hiperlokal dan meresponsnya dengan tepat.
Saat ini teknologi telah memainkan peran yang sangat penting dalam mendeteksi dan memantau pencemaran udara. Berbagai inovasi teknologi telah dikembangkan untuk mengukur, mengidentifikasi, dan mengontrol tingkat pencemaran udara dalam lingkungan. Untuk mendeteksi kualitas udara, pemerintah telah memanfaatkan Mobile Air Quality Sensors.
Sensor-sensor ini dapat dipasang pada kendaraan atau perangkat bergerak lainnya untuk mengukur kualitas udara di berbagai lokasi secara real-time. Data yang dikumpulkan dari sensor-sensor ini dapat membantu mengidentifikasi area dengan tingkat pencemaran udara yang tinggi dan memantau perubahan kualitas udara seiring waktu.
Sensor-sensor yang tetap dipasang di berbagai lokasi strategis dalam suatu wilayah membentuk jaringan yang dapat secara terus-menerus memantau kualitas udara. Data yang dikumpulkan dari jaringan ini digunakan untuk membuat peta pencemaran udara yang lebih rinci dan mendalam.
Teknologi satelit memungkinkan pemantauan pencemaran udara dalam skala global. Satelit-satelit ini dilengkapi dengan instrumen-instrumen yang dapat mendeteksi berbagai zat pencemar dan mengumpulkan data mengenai distribusi dan pergerakan pencemaran udara di seluruh dunia.
Model matematika dan komputer dikembangkan untuk memprediksi pergerakan dan dispersi pencemaran udara berdasarkan data cuaca, geografi, dan emisi pencemar. Model ini membantu otoritas lingkungan dan kesehatan untuk merencanakan tindakan pengendalian pencemaran udara.
Saat ini pencemaran udara memiliki dampak terhadap kesehatan diantaranya adalah gangguan saluran pernafasan, penyakit jantung, kanker berbagai organ tubuh, gangguan reproduksi dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Sumber pencemaran udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari industri, pembangkit listrik dan rumah tangga.
Sedangkan sumber bergerak adalah aktivitas kendaraan bermotor dan transportasi laut. Dampak Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana misalnya di dalam rumah, sekolah dan kantor. Pencemaran ini disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan dan proses alami oleh makhluk hidup.
Dengan perkembangan teknologi ini, masyarakat dan otoritas memiliki akses yang lebih baik untuk memantau dan mengelola pencemaran udara. Data yang akurat dan real-time memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan efektif dalam mengatasi isu pencemaran udara yang semakin mendesak.
Sumber: