Tulisan Terbaru

Wawasan baru maupun tips

Mewaspadai Modus Peretasan Instagram

Instagram adalah salah satu platform media sosial yang paling populer di dunia, terutama digunakan untuk berbagi foto dan video. Sejarah Instagram dimulai pada tahun 2010 ketika Kevin Systrom dan Mike Krieger mendirikan aplikasi tersebut. Pada awalnya, Instagram dikenal sebagai "Burbn" sebelum mengalami perubahan nama menjadi Instagram, yang merupakan singkatan dari "instant camera" (kamera instan) dan "telegram" (telegram).

Aplikasi ini dirilis pertama kali pada bulan Oktober 2010 di platform iOS, dan dalam waktu singkat, Instagram meraih popularitas yang besar dengan jutaan pengguna yang mendaftar. Keberhasilan awal Instagram terutama didasarkan pada konsep berbagi foto yang sederhana dan mudah digunakan, serta fitur pengeditan gambar yang menarik. Instagram juga memperkenalkan filter foto yang memungkinkan pengguna untuk memberikan efek visual pada foto mereka, yang menjadi salah satu ciri khasnya.

Pada tahun 2012, Facebook, yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg, mengakuisisi Instagram dengan nilai yang sangat besar, mengintegrasikan platform ini dengan jejaring sosial terbesar di dunia. Sejak saat itu, Instagram terus berkembang dan menambahkan berbagai fitur baru seperti Instagram Stories, IGTV, dan fitur belanja.

Instagram telah menjadi alat penting dalam berbagi momen, mempromosikan merek, dan membangun komunitas online di seluruh dunia. Dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan pada tahun 2021, Instagram tetap menjadi salah satu platform media sosial yang paling berpengaruh dan penting dalam budaya digital kontemporer.

Berapa banyak akun Instagram yang diretas setiap tahun? Menurut data dari Notch, akun kreator Instagram diretas setiap 10 menit rata-rata, yang berarti lebih dari 50.000 akun kreator diretas setiap tahun. Angka peretasan untuk semua jenis akun, tidak hanya akun kreator, jauh lebih tinggi.

Setiap tahun, para penjahat dunia maya menghasilkan lebih dari $3 miliar dalam pendapatan dari serangan media sosial saja, dan peretasan merupakan bagian besar dari insiden jahat tersebut. Ini jelas merugikan bahkan berbahaya. Baru-baru ini akun penyair Aan Mansyur dan Aliansi Jurnalis Independen diretas oleh orang tak dikenal. Peretas ini menggunakan akun mereka untuk menipu.

Kami lantas menemukan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah peretasan. Pertama kita perlu memahami bagaimana para peretas membajak akun. Sebagian besar peretasan terjadi karena rekayasa sosial mengacu pada tindakan memanipulasi dan menipu pengguna Instagram untuk dengan sukarela memberikan informasi rahasia.

Instagram dengan jelas menyatakan bahwa kita hanya boleh berbagi konten asli yang tidak melanggar hukum hak cipta. Meskipun demikian, saat kita tanpa sengaja melanggar hak cipta, Instagram akan mengambil tindakan dan menghubungi kita untuk mengatasi masalah tersebut.

Ini membuat banyak penjahat dunia maya berpura-pura menjadi perwakilan Instagram yang berpura-pura menangani masalah pelanggaran hak cipta. Dalam kasus-kasus ini, peretas mengirimkan tautan ke email atau melalui pesan pribadi di Instagram dan meminta kita untuk mengatasi masalah tersebut. Dari sinilah para peretas melakukan pembajakan akun dengan menyebar tautan.

Tautan tersebut mengarah ke halaman palsu yang meniru halaman login Instagram. Dari situ mereka mengumpulkan rincian username dan password. Satu-satunya perbedaan antara halaman asli dan palsu adalah variasi kecil dalam URL yang sulit dideteksi. Untuk menghindari menimbulkan kecurigaan, penjahat dunia maya biasanya mengarahkan kita ke salah satu halaman FAQ resmi Instagram yang membahas topik pelanggaran hak cipta.

Ada beberapa metode berbeda yang dapat digunakan untuk memverifikasi pesan yang terima dari Instagram. Pertama, pemberitahuan penting dari Instagram biasanya disampaikan langsung melalui interface akun atau melalui email. Jika menerima DM tentang akun tanpa penjelasan yang tepat, nyaris bisa dipastikan mereka adalah peretas.

Lalu bagaimana cara mencegah akun kita diretas? Pertama-tama, untuk menjaga akun Instagram tetap aman, penting untuk menggunakan kata sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak. Kombinasikan huruf besar dan kecil, angka, dan simbol untuk meningkatkan keamanannya. Selain itu, jangan pernah menggunakan kata sandi yang sama dengan akun-akun lain, karena jika salah satu akun terkena peretasan, akun lainnya juga dapat terancam.

Selain itu, aktifkan fitur keamanan seperti autentikasi dua faktor (2FA) yang disediakan oleh Instagram. Dengan 2FA, kita akan menerima kode keamanan unik melalui SMS atau aplikasi otentikasi setiap kali mencoba masuk. Ini membuat lebih sulit bagi peretas untuk mengakses akun bahkan jika mereka mengetahui kata sandi.

Selalu waspada terhadap email phishing atau tautan mencurigakan yang dapat mencoba mendapatkan akses ke akun. Terakhir, pastikan kita selalu memperbarui aplikasi Instagram dengan versi yang paling baru, karena pembaruan biasanya mencakup perbaikan keamanan yang penting. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat meningkatkan keamanan akun Instagram dan mengurangi risiko peretasan.

Refactory

Refactory adalah pengaktif teknologi digital di Indonesia. Sejak didirikan pada 2015 di Surabaya dan membuka Bootcamp kelas pertama pada 2017 di Bandung, Refactory telah berkembang melebihi Bootcamp dengan menambah berbagai solusi untuk memberdayakan anak-anak muda Indonesia melalui pemrograman, serta membantu perusahaan di tingkat nasional maupun mancanegara untuk merealisasikan potensi mereka.

Kantor Utama di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 9,8 Sleman, DI Yogyakarta 55581 - Indonesia

© 2017-2024 PT. BIXBOX TEKNOLOGI PERKASA. All rights reserved.